JBI | JAMBI – Maju menjadi kepala daerah siapa yang tidak mau, namun menjadi seorang kepala daerah itu tidaklah mudah, terlebih lagi mengunggulkan program kerja jika terpilih nanti. Misal saja, 50 juta atau Rp 100 juta per RT, Itu bukanlah salah satu program kerja, melainkan itu adalah program pembodohan kepada masyarakat.

“Ini sangat tidak masuk akal, 50 juta per RT, program itu akan selesai dalam jangka waktu berapa lama,” kata salah seorang warga RH.

Lebih lanjut dikatakannya, untuk proses penganggaran senilai itu tidaklah mudah, itu semua membutuhkan proses yang panjang.

“Seperti yang kita ketahui, jika dalam tahun ini terjadi pemilihan kepala daerah, tentunya proses penganggaran sudah berjalan, emang sekonyong-konyong bisa kita menitipkan program tersebut. Ini prosesnya cukup alot. Dan tentunya di tahun pertama jika terpilih sudah pasti tidak berjalan,” kata RH lagi.

Baca juga:  Romi Hariyanto Fitnah Al Haris, sebut Jalan Kabupaten yang Rusak di Tanjab Timur adalah Jalan Provinsi

Tidak hanya itu, kita sebagai masyarakat awam sedikit banyaknya juga mengetahui, bahwasanya 50% dari APBD yang ada sudah jelas peruntukkannya, yakni belanja langsung dan gaji ASN. Separoh nya lagi juga sudah jelas peruntukannya,” tutupnya. (*)

Sumber : denyutjambi.com